Ini adalah laporan gw tentang kimia
polimer,,buat kalian yang mau baca silahkan,,free… untuk kemajuan ilmu
pengetahuan,,tapi inget gw bukan professor,,so masih banyak salah sana
sini,tolong di cek kembali y..
POLIMERISASI KONDENSASI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan atas homopolimer dan kopolimer. Homopolimer merupakan polimer yang terdiri dari hanya 1 macam monomer, sedangkan kopolimer merupakan polimer yang terdiri atas dua atau lebih monomer penyusunnya.
Polimer-polimer ini terbentuk melalui suatu proses yang dinamakan polimerisasi Proses polimerisasi ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu polimerisasi kondensasi, polimerisasi adisi. Pada polimerisasi adisi, monomer-monomer yang mengandung ikatan rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain, membentuk rantai panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom dari monomer awal.
Polimerisasi kondensasi adalah pembentukan polimer dari monomer-monomernya dengan menghasilkan molekul H2O. Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil – biasanya air – dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut.
Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan
ulang molekul kecil yang terikat melalui ikatan kimia disebut polimer
(poly = banyak; mer = bagian). Suatu polimer akan terbentuk bila seratus
atau seribu unit molekul yang kecil yang disebut monomer, saling
berikatan dalam suatu rantai. Jenis-jenis monomer yang saling berikatan
membentuk suatu polimer terkadang sama atau berbeda (Hart 2003).Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer buatan. Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet, wol, dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik (Malcolm 2001).
Plastik adalah salah satu bentuk polimer yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa plastik memiliki sifat-sifat khusus, antara lain lebih mudah larut pada pelarut yang sesuai, pada suhu tinggi akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika didinginkan dan struktur molekulnya linier atau bercabang tanpa ikatan silang antar rantai. Proses melunak dan mengeras ini dapat terjadi berulang kali. Sifat ini dijelaskan sebagai sifat termoplastik.
Bahan-bahan yang bersifat termoplastik mudah untuk diolah kembali karena setiap kali dipanaskan, bahan-bahan tersebut dapat dituangkan ke dalam cetakan yang berbeda untuk membuat produk plastik yang baru. Polietilen (PE) dan polivinilklorida (PVC) merupakan contoh jenis polimer ini.
Sedangkan beberapa plastik lainnya mempunyai sifat-sifat tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika dipanaskan akan rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya mempunyai ikatan silang antar rantai. Polimer seperti ini disusun secara permanen dalam bentuk pertama kali mereka dicetak, disebut polimer termosetting.
Plastik-plastik termosetting biasanya bersifat keras karena mereka mempunyai ikatan-ikatan silang. Plastik termoset menjadi lebih keras ketika dipanaskan karena panas itu menyebabkan ikatan-ikatan silang lebih mudah terbentuk. Bakelit, poli(melanin formaldehida) dan poli (urea formaldehida) adalah contoh polimer ini. Sekalipun polimer-polimer termoseting lebih sulit untuk dipakai ulang daripada termoplastik, namunp olimer tersebut lebih tahan lama. Polimer ini banyak digunakan untuk membuat alat-alat rumah tangga yang tahan panas seperti cangkir (Malcolm 2001).
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan atas homopolimer dan kopolimer. Homopolimer merupakan polimer yang terdiri dari satu macam monomer, dengan struktur polimer. . . – A – A – A – A – A – A –. . . Salah satu contoh pembentukan homopolimer dari polivinil klorida. Kopolimer merupakan polimer yang tersusun dari dua macam atau lebih monomer (Bruice et al 1995)
Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi (Hart 2003).
Polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai
dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomer-monomernya yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekul-molekul kecil seperti H2O atau NH3 (Bruice et al 1995).
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl. Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil (biasanya air) dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi (Bruice et al 1995).
METODE PERCOBAAN
Waktu dan Tempat
Alat dan Bahan
Prosedur Percobaan
Perbandingan |
Uji kelarutan
|
Uji Bau
|
Uji penyabunan
|
|||||
gliserol : anhidrida |
aseton
|
minyak tanah
|
air
|
toluena
|
n-heksana
|
indikator PP
|
Kertas lakmus
|
|
asam ftalat | ||||||||
2 : 2
|
sedikit larut
|
tidak larut
|
tidak larut
|
tidak larut
|
tidak larut
|
bau hangus
|
merah muda
|
biru
|
2 : 4
|
sedikit larut
|
tidak larut
|
tidak larut
|
tidak larut
|
tidak larut
|
bau hangus
|
merah muda
|
biru
|
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Polimerisasi kondensasi merupakan suatu proses pembentukan suatu
polimer dari monomer-monomernya dengan menghasilkan air. Pada percobaan
ini akan dibandingkan polimer dengan perbandingan penyusun yang berbeda,
polimer yang pertama terdiri dari gliserol : anhidrida asam ftalat 2 :2
dan yang kedua dengan pereaksi yang sama dengan perbandingan 2 : 4.Proses polimerisasi kondensasi ini menghasilkan polimer berbentuk gumpalan dengan volume yang besar dan struktur yang keras dan berwarna kuning transparan. Pemanasan pada percobaan ini bertujuan untuk menghilangkan molekul air yang terbentuk dari akibat reaksi kondensasi ini. Pengaruh penambahan anhidrida asam ftalat yang lebih banyak pada polimer kedua ini adalah pada kepolaran dari polimer ini. Semakin banyak anhidrida asam ftalat pada struktur penyusunnya maka polimer akan semakin bersifat polar dan sifat kepolaran ini juga berhubungan dengan kelarutan polimer pada beberapa pelarut.
Polimerisasi kondensasi ini juga terjadi pada proses pembuatan nylon-6,6 dengan reaksi sebagai berikut :
Kelarutan dari polimer-polimer yang terbentuk terhadap pelarut dapat dilihat pada tabel 1. Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa polimer-polimer hasil dari polimerisasi kondensasi ini hanya sedikit larut pada pelarut aseton, sedangkan tidak samasekali larut pada pelarut yang lain. Hal ini membuktikan bahwa sifat dari polimer yang terbentuk adalah sedikit polar sehingga polimer tersebut dapat larut pada pelarut yang bersifat sedikit polar seperti aseton. Sedangkan pada pelarut polar seperti air polimer ini tidak dapat larut. Selain itu pada pelarut yang nonpolar seperti n-heksan, minyak tanah dan toluena pun polimer ini tidak larut.
Hasil dari proses uji penyabunan menunjukkan bahwa polimer ini dapat disabunkan dengan menggunakan basa. Pada hasil dapat terlihat setelah proses penyabunan setelah di uji dengan kertas lakmus, lakmus merah tersebut berubah warna menjadi warna biru, dan diuji dengan menggunakan indikator PP juga menghasilkan warna merah muda. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi reaksi penyabunan pada senyawa polimer ini, sehingga menyebabkan indikator yang dipakai menghasilkan warna yang menunjukkan bahwa larutan hasil penyabunan tersebut bersifat basa. Pada Uji bau didapatkan hasil bau dari polimer tersebut setelah penambahan KHSO4 adalah tercium bau hangus.
SIMPULAN
Pada percobaan ini telah didapatkan hasil berupa polimer dari proses polimerisasi kondensasi yang berupa gumpalan padat yang keras dan berwarna kuning transparan. Setelah diuji kelarutannya dapat diketahui senyawa polimer ini bersifat sedikit polar karena hanya larut pada pelarut aseton yang bersifat sedikit polar.
DAFTAR PUSTAKA
Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry : An Introduction, diindonesiakan oleh Lis Sopyan, cetakan pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta.
Bruice, Paula Yurkanis. 1995. Organic Chemistry. London: Prentice-Hall, Inc.
terimakasih, sangat membantu :)
BalasHapusterimakasih sangat mendukung
BalasHapusSama-sama semoga berguna....
BalasHapus